Minggu, 25 Maret 2012

pengembangan strategi pembelajaran

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN

            Pengembangna strategi pembelajaran dalam upaya memenuhi kebutuhan setiap siswa, gurur penjas adaptif, perlu melakukan modifikasi, baik metode pendekatan, lingkungan belajar maupun fasilitas belajar. Uraian berikut membahas mengenai ketiga factor yang perlu dimodifikasi tersebut sehingga diharapkan memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal.
1. Teknik memodifikasi pembelajaran
            Seorang guru pendidikan jasmani harus memiliki ketrampilan dalam melaksanakan teknik-teknik penguraian pembelajaran karena hal tersebut sangan bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
            Faktor-faktor yang perlu dimodifikasi dan disesuaikan para guru dalam upaya meningkatkan komunikasi dengan siswa adalah sebagai berikut :
1)      Penggunaan bahasa
2)      Membuat konsep yang konkrit
3)      Membuat urutan tugas
4)      Ketersediaan waktu belajar, dan
5)      Pendekatan “multisansori”
1) Penggunaan Bahasa
            Bahasa merupakan dasar dalam melakukan komunikasi. Mutu komunikasi yang baik antara guru dan siswa perlu ditingkatkan melalui modifikasi bahasa yang dipergunakan dalam pembelajaran.
            Sasaran memodifikasi bahasa diperuntukkan bagi semua anak, baik yang mengalami kesulitan bahasa maupun yang mengalami jenis-jenis kecacatan yang lainnya. Setiap siswa mengalami kecacatan masing-masing. Ada siswa yang hanya mampu mencerna dua kata, ada yang tiga kata.
            Berbagai cara dapat digunakan untuk memodifikasi dan menyesuaikan bahasa seseorang, namun yang tidak kalah pentingnya adalah kesadaran para guru dalam mempergunakan bahasadan mengamati bagaimana respons siswa terhadap bahasa yang kita gunakan.
            Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, mungkin diperlukan penyesuaian tentang penggunaan bahasa yang tepat, misalkan dengan cara memperpendek kalimat dan pernyataan sehingga dapat dipahami anak dengan mudah. Kita ambil contoh kata “lari ke pagar” dan “lari kembali”. Ini bisa kita singkat “lari pagar” dan “lari balik”.
            Untuk menambah perbendaharaan kita mengenal berbagai modifikasi dalam mengungkapkan istilah dan instruksi, antara lain :
*      Penyederhanaan penggunaan kata
Kata yang dipergunakan sedapat mungkin disederhanakan sehingga lebih mudah dipahami anak. Misal : untuk mengganti kata “di sebelah” diganti “di samping”, kata “mirip” diganti “sama”,dan sebagainya. Dengan demikian para guru dapat mencari dan menggunakan kata yang tepat dalam memberikan instruksi kepada siswa cacat.
*      Gunakan kata yang bermakna tunggal
Berilah kata yang bermakna tunggal terutama pada kata yang memerlukan tindakan. Misal “lari ketonggak pertama” diganti “pergi ketonggak pertama”.
·         Satu instruksi untuk satu kegiatan
·         Berikan instruksi, kemudian demonstrasikan tugas yang ingin dikerjakan.
·         Setiap instruksi, siswa disuruh mengulangi sebelum dia melaksanakan. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana informasi telah diproses anak.
*      Membuat konsep yang konkrit
Pembuatan konsep yang konkrit berkaitan dengan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kemampuan anak. Artinya yang menjadi fokus dalam hal ini adalah bagaimana menciptakan agar tugas atau aktivitas yang akan dilakukan sungguh-sungguh dapat dipahami. Sebagai contoh, seorang guru bertanya : Berapa banyak cara yang dapat kamu gunakan untuk membuat sebuah lingkaran ? Penjelasannya dapat membuat lingkaran dalam kertas dan lingkaran dengan bergandeng tangan dan semua jawaban itu benar.
Para guru dapat mengkomunikasikan apa yang diinginklan dengan pemilihan kata yang tepat. Dengan demikian konsep lingkaran yang dijelaskan melalui demonstrasi gengan permainan menjala ikan.
Penggunaan kata dalam penjelasan jangan diubah-ubah, guru harus konsisten agar anak yang mengalami cacat tidak bingung dan mudah dipahami.
*      Pembuatan tugas secara berurutan
Untuk melaksanakan tugas ini, diasumsikan siswa mempunyai kemampuan memahami dan membuat urutan gerak secara baik. Seorang guru menyuruh siswa “berjalan ke pintu” yang sedang dalam keadaan duduk. Untuk melaksanakan tugas tersebut diperlukan langkah-langkah persiapan sebelum anak benar-benar melangkahkan kakinya menuju pintu.
Langkah-langkah yang dilakukan anak tersebut adalah sebagaiberikut : mula-mula anak mendengar perintah dari gurunya, kemudian memproses informasi, dan pempersiapkan diri untuk memberi respons, selanjutnya mengatur posisi tubuh untuk persiapan berdiri, kemudian berdiri dan jalan.
Jika seorang siswa kesulitan dalam membuat urut-urutan yang dialami, maka pelaksanaan tugas yang diperintahkan guru tersebut akan menjadi tantangan berat yang sangat berarti bagi dirinya. Oleh karena itu guru harus tanggap dan memberi bantuan sepenuhnya baik secara manual ataupun verbal pada setiap langkan dengan berurutan.
Sebagai contoh anak yang mengalami keterbelakangan mental disuruh melakukann gerakan guling depan. Guru harus memberi aba-aba. Langkah yang ditempuh : Berdiri diatas matras, lutut ditekuk, letakkan tangan di atas matras, bengkokkan badan ke depan, rapatkan dahi ke dada dan seterusnya.
Menghadapi anak-anak luarbiasa, kita selalu mengasumsikan bahwa mereka tidak dapat memahami dan memproses seluruh langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Asumsi seperti itu perlu dijadikan pegangan bagi guru, agar dalam melaksanakan tugas selalu memberikan bantuan kepada siswa.
Pemberian tugas yang berurutan berkaitan dengan memori anak yaitu kemampuan anak untuk merespon perintah dengan urut.
Pemahaman mengenai tingkat kemampuan anak akan membantu guru pendidikan jasmani dalam menentukan jumlah tugas yang diberikan.
Dalam setiap melaksanakan tugas, guru pendidikan jasmani seyogyanya selalu memberi instruksi, pengarahan atau tugas yang paling sederhana dan kemudian meningkat ke yang komplek dengan cara penggabungan.
*      Ketersediaan waktu belajar
Dalam menghadapi anak-anak cacat perlu disediakan waktu yang cukup, pada kenyataannya ada anak cacat yang mampu memproses dalam waktu sesuai dengan anak-anak normal, dan ada anak cacat yang membutuhkan waktu lebih untuk memproses informasi dan mempelajari aktivitas gerak tertentu.  Hal ii berarti diperlukan pengulangan secara menyeluruh dan peninjauan kembali semua aspek yang dipelajari.
Demikian juga dalam praktek atau berlatih, sebaiknya dibeikan waktu belajar yang lebih untuk menguasai suatu ketrampilan.Pemberian waktu belajar yang lebih dianggap juga sebagai hadiah bagi anak-anak yang mengalami kesulitan menerima informasi.
*      Pendekatan “multisensori”
Para guru pendidikan jasmani sering menggunakan teknik pembelajaran yang dapat merangsang lebih dari satu sistem sensori secara bersama-sama. Namun tidak selamanya dilakukan secara sistematis dan konsisten.
Ada kalanya anak lebih mudah mempelajari satu aktivitas bila menggunakan satu sistem sensori sebagai petunjuk, tetapi pada sisi lain mendukung sistem sensori lainnya. Pendekatan ini disebut multi sensori. Di bawah ini beberapa contoh pendekatan yang merangsang lebih dari satu sensor.
·         Uraikan tentang penampilan yang diharapkan, kemudian demonstrasikan secara verbal.
·         Siswa disuruh menguraikan kembali secaraverbal tentang tugas yang diberikan sambil melakukan gerakan yang diinginkannya.
·         Berikan koreksi dan tunjukkan penampilan yang kurang tepat serta rasakan hasil perbaikan-perbaikan tersebut dalam penampilan berikutnya.
·         Dalam memberikan pelajaran , guru menggerakkan bagian-bagian tubuh tertentu dan selanjutnya demonstrasikan gerakan tersebut secara menyeluruh.
·         Ada saatnya siswa dengan kecacatanya memerlukan kombinasi stumulus, sedangkan pada saat lain siswa tertentu hanya dapat memproses satu stimulus saja. Manun perlu diingat bahwa secara umum, anak-anak luar biasa misalnya hiperaktif, sukar berkonsentrasi, dan ketidak mampuan belajar, akan bingung apabila mendapat lebih dari satu stimulus dari suatu sistem sensor.
Bila anak tidak dapat belajar dengan sistem multisensor, maka kurangi masukan-masukan tersebut dengan hanya satu masukan saja, dan pergunakan masukan tersebut sebagai alat koreksi terhadap penampilannya dalam proses pembelajaran.
Sebagai kata kunci dari semua pendekatan yang telah dijelaskan keberhasilannya terletak pada kemampuan guru mengamati perilaku-perilaku individu dan respons motorik para siswa. Apabila kinerja siswa tidak sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu dianalisis sebab-sebabnya dan langsung diberikan koreksi dan perbaikan-perbaikan gerak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Perlu diingat bahwa tingkat kemampuan anal-anak penyandang cacat sangat bervariasi dan setiap individu tidak selalu konsisten dalam penampilannya sesuai dengan keinginan guru pendidikan jasmani.

Jumat, 23 Maret 2012

Tenis Lapangan


SEJARAH TENIS LAPANGAN
1. Pengertian Tenis Lapangan
Tenis lapangan adalah permainan dengan menggunakan raket dan bola. Dalam olahraga yang juga disebut lawn tennis ini, raket dipukulkan bola sambut menyambut oleh seorang atau sepasang pemain yang saling berhadapan ke seberang jaring yang sengaja dipasang ditengah lapangan empat persegi panjang.
2. Sejarah Tenis Dunia
Semula sekitar abad 16 , tenis dimainkan di Itali, Perancis dan Inggris, ketika lapangan permainannya dibangun di balik dinding-dinding istana kerajaan. Permainan tenis modern diperkenalkan oleh Mayor Wingfield di Inggris pada tahun 1873 dan setahun kemudian oleh nona Cuterbridge di Amerika Serikat. Kejuaraan tenis pertama barlangsung di Wimbledon. Pertemuan tenis Amerika Serikat didirikan tahun 1881.
Pada tahun 1990 adalah saat bersejarah bagi tenis. Pada tahun itulah Dwight Devis bintang ganda Amerika Serikat menghadiahkan sebuah piala perak untuk diperebutkan dalam turnamen antar Negara, yang kemudian disebut “DEVIS CUP”. Dalam pertandingan internasional pertama antara Amerika Serikat dan Inggris, Amerika unggul : 3 – 0.
Kian populer dan majunya olahraga tenis, tak ayal telah mendorong didirikannya “Federation Internastionalde Lawn Tennis” (Federasi Tenis Internasional) pada Tahun
3. Sejarah tenis Indonesia
Besar kemungkinan orang Belandalah yang memperkenalkan tenis di Indonesia. Walaupun tidak mustakhil pula permainan ini dibawa oleh pelaut Inggris yang singgah di kota-kota besar kepulauan Nusantara. Sayang arsip-arsip berbagai perkumpulan milik warga Negara Belanda yang pernah berdiri di negeri ini telah hilang, sehingga kita tidak dapat melacak mana diantara kedua perkiraan itu yang lebih besar.
Pada saat itu hanya kaum bangsawan yang bisa memainkan tenis. Jumlah pemain pribumi mulai menibngkat pada tahun 1920-an seiring kian banyaknya murid-murid Indonesia memasuki sekolah-sekolah menengah para siswa stovia, Rechts School NIAS pada gilirannya olahraga itu dikenal secara luas.
Pada tahun 1934 diadakan semacam kejuaraan nasional yang diadakan oleh De Alegemeene Nederlandsche Lawn Bond (ANILTB) di Malang Jawa Timur dan tiga wakil pribumi mampu jaya. Pada partai tunggal putra Soemadi melawan Samboeja dimenangkan Samboeja. Ganda putra Hoerip bersaudara menggilas Bryan / Abdenanon 6-3, 6-4 dan ganda campuran Samboeja / Soelastri mendepak Bryan / Schermbeek 6-4, 6-2.
Pada tanggal 26 Desember 1935 di Semarang dicetuskan pembentukan Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI). Bapak Budiyarto Martoatmodjo dianggap sebagai peletak dasar utama pendirian oeganisasi PELTI. Ketika menguraikan asas dan tujuan pendiriannya, ia mengatakan bahwa PELTI  sebagaimana organisasi kebanggaan lainnya, sama sekali tidak bersifat mengasingkan diri. Maka PELTI akan selalu siap bekerja sama dengan persatuan tenis manapun asal atas dasar saling menghargai.
Diungkapkan pula, tujuan praktis utama PELTI adalah mengembangkan dan memajukan lawn tenis di tanah air dan bagi bangsa sendiri. Dengan cara ini lebih jauh diharapkan akan dicapai tali persaudaraan yang erat diantara segala perhimpunan dan pemain tenis bangsa Indonesia. PELTI juga akan menyebarluaskan peraturan permainan, memberi keterangan dan bantuan dalam pembuatan lapangan tenis. Juga mengadakan dan mengatur serta menyumbang bagi pelaksanaannya pertandingan, disamping berusaha memasyarakatkan tenis itu sendiri.

FASILITAS DAN PERALATAN TENIS LAPANGAN

Tenis lapangan merupakan olahraga permainan yang tergolong dalam kelompok permainana bola kecil. Dalam permainan tenis lapangan masalah lapangan dan perlengkapan lain merupakan kebutuhan primer.

Lapangan.
Dalam pertandingan resmi dibagi dalam 3 (tiga) permukaan :
1.      Jenis permukaan rumput (Grass Court)
2.      Jenis permukaan keras (Hard Court)
3.      Jenis permukaan tanah liat (Gravel)

Dalam segi bangunan dibagi 2 (dua) situasi :
1.      Lapangan dengan situasi terbuka
2.      Lapangan dalam situasi tertutup
Penggunaan lapangan tenis lapangan :
1.      Untuk rekreasi / olahraga rekreasi kesehatan, pembinaan prestasi
2.      Tournament Amatir dan Profesional.

Syarat-syarat Pembuatan Lapangan Tournament
Untuk kelancaran dari suatu tournament baik nacional maupun internacional perencanaan tempat yang digubnakan harus memenuhi syarat yang sesuai dengan peraturan, menyangkut masalah :
·         Masalah tanah (bangunan)
·         Bebas dari polusi udara dari lingkungan kotor
·         Mudah dicapai transportasi
·         Dekat dengan penginapan
·         Mudah airnya dan ada listrik dan telepon
·         Tidak dekat dengan perumahan penduduk dan ada tempat parkir
·         Lapangan dibuat minimal 6 dan salah satu lapangan digunakan untuk centre court
·         Ruang ganti/kamar mandi/wc/ruang istirahat pemain
Ukuran lapangan
Untuk permainan tunggal (single) :
a. Penjang        =  23,77 m
b. Lebar           =  8,23 m
      -     Untuk permainan ganda (double) :
            a. Panjang        =  23,77 m
            b. Lebar           =  10,97 
 Peralatan
1. Net
Tinggi jala ditengah-tengah 910 mm. Tinggi jala akan selalu tetap karena ditengah jala        terdapat sehelai pita sebagai penarik yang terikat dengan alat petak/lapangan. Pita jala terbuat dari kabel logam, dan jala bagian atas tertutup dengan sehelai pita yang memanjang. Pita berwarna putih dengan ukuran lebar 51-63,5 mm
·         Tiang jala terbuat dari kayu atau besi yang terpancang kuat pada dasar lapangan, dengan jarak 914 mm dari garis samping. Tinggi tiang jala 1,070 mm.
·         Pita penarik jala/Net dipergunakan untuk menarik /menahan jala, supaya tinggi jala selalu tetap. Lebar pita penarik jala maksimal 51 mm.




2. Bola
·         Permukaan bola harus licin dan tidak terdapat jahitan
·         Garis tengah penampang : 63,50 mm - 66,77 mm
·         Berat bola : 56,70 gram - 58,48 gram
·         Mempunyai kekuatan membalik 1.346 – 1.473 mm jika dijatuhkan diatas lantai dari ketinggian 2.450 mm.

3. Raket
Besar gagang raket yang berbentuk segi delapan biasanya tergantung pada ukuran tangan dan jari kita.
Ukuran stándar gagang bermacam-macam, dalam perbedaan  1⁄8 inci dari 4 sampai 4 7/8 yaitu:
4,4 1∕8,4 1∕4,4 3∕8,4 1∕2, dan sebagainya.
Sedangkan raket yang pantas beratnya menurut selera dan rasa pribadi, namun ukuran dibawah ini dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam memilih raket :
-          Untuk anak-anak 12 – 13 oz                            =  ± 350 gram
-          Untuk remaja putrid 12 1∕2 – 13 1∕4 oz            =  ± 360 gram
-          Untuk remaja pria 13 – 13 1∕4 oz                     =  ± 397 gram
-          Untuk wanita 13 1∕4 – 13 3∕4 oz                      =  ± 398 gram
-          Untuk pria 13 3∕4 – 14 3∕4 oz                           =  ± 420 gram
Ada bermacam-macam pembungkus gagang raket yang lazim disebut grip, ini tergantung pada selera pribadi, namun dianjurkan grip yang terbuat dari kulit yang berlubang-lubang sehingga dapat menyerap keringat.

4. Pekaian
Pemain harus berpakaian pantas, bersih dan rapi.
Untuk pemain putra :
-          Kemeja kaos oblong (T-shirt) putih atau kaos pakai krah
-          Celana pendek/celana olahraga
-          Sepatu olahraga atau sepatu kanvas dengan telapak rata tanpa tumit berwarna putih
Untuk pemain putri :
-          Rok yang berlipat-lipat kecil (pleated/plisket) warna putih.
-          Kaos (T-shirt) warna putih
-          Celana pendek kombinasi blus juga baik
-          Sepatu olahraga putih dan kaos kaki putih
PERATURAN PERMAINAN TENIS

1. Sistem Permainan
1.1 Untuk Persahabatan dan Kejuaraan Lokal
a. Best of fifteen games
Siapa yang menang 8 games lebih dulu dinyatakan menang, system ini disebut juga Eight Winning games.
b. Est of three dengan short-sets
Sebanyak-banyaknya 3 set, dimana setiap setnya hanya mencapai 6 game
c. Best of three dengan short-sets-long
Sebanyak-banyaknya set ke-1 dan ke-2 mencapai 6 games, sedang set ke-3 mencapai 8 atau 10 games (selisih 2 nilai)
1.2 Kejuaraan Internasional
a. Best of three dengan long set (berlaku untuk partai wanita dan ganda campuran)
b. Best of five dengan long set (berlaku untuk partai pria), artinya a dan b adalah sebanyak-banyaknya 3 atau 5 set dan tiap-tiap set bila terjadi games 5 – 5 harus diteruskan mencapai 7, sedang bila 6 – 6 dalam tiap set diadakan tie breaker.
c. Kejuaraan Devis Cup
     Best of three dengan long set, khusus untuk partai pria.
2. Peraturan Permainan
2.1 Toss
a. Pemain yang menang toss pada permulaan permainan, boleh memilih bola atau tempat lebih dulu.
b. Selanjutnya pemain yang melakukan serve disebut server, sedang yang menerima disebut receiver.
2.2 Sevice yang betul
a. Sebelum melakukan serve, kedua kaki harus berdiri dibelakang base line antara center mark dan side line.
b. Bola boleh dilambungkan kemana saja oleh server dan sebelum jatuh di lapangan, bola sudah dipukul.
c. Service dianggap selesai bila bola sudah disentuh dengan raket.
d. Selama melakukan service harus berdiri dibelakang bagian kanan/kiri dari lapangan. Dan tiap-tiap game dimulai dari sebelah kanan.
e. Bola service harus melalui net dan jatuh dalam service/recoving court pihak lawan secara diagonal.
f. Service dapat dilaksanakan, bila receiver sudah dalam keadaan siap. Dan jika service dilakukan tetapi receiver belum siap maka diulang.
2.3 Service Dinyatakan Salah (Foult)
a. Posisi kaki dari serve tidak memenuhi ketentuan tersebut, sehingga kaki menyentuh base line. Pelanggaran semacam itu disebut foot foult.
b. Tidak boleh mengubah tempatnya dengan berjalan atau lari.
c. Bola service sebelum jatuh di lapangan, menyentuh permanent fixture (kecuali net dan strap)
d. Dalam usahanya service raket tidak mengenai bola.
2.4 Service Harus Diulang (Let)
a. Bila bola service menyentuh net dan seterusnya masuk ke dalam service court pihak lawan yang benar.
b. Bila bola service menyentuh net, kemudian langsung mengenai receiver atau benda yang dipakainya sebelum bola jatuh di lapangan.
c. Bila receiver belum siap menerima service, tetapi bola service sudah dating.
2.5 Bola Dalam Keadaan In Play
Bola dalam keadaan in play bila sudah dilakukan service sampai tercapai nilai, kecuali ada pernyataan foult atau let dari umpire.
2.6 Bola Dimainkan Dengan Baik
a. Bola jatuh diatas garis, sesuai dengan batas lapangan permainannya dan hal ini dianggap in side.
b. Bola menyentuh net, tiang net, kabel, asal dapat melewatinya kemudian jatuh didalam lapangan yang benar.
c. Bola dipukul dari luar tiang net, kemudian bolanya menyentuh tiang dan masuk ke dalam lapangan.
d. Setelah memukul bola, raket pemain melewati net, dengan ketentuan bahwa waktu memukul bola sedah berada diatas lapangan sendiri.
e. Pemain berhasil mengembalikan bola, meskipun bola itu menyentuh benda lain di lapangan.
f.  Bola jatuh dalam lapangan yang benar, tetapi memantul kembali.
3. Peraturan Tempat, Istirahat, dan Jumlah Set.
3.1 Pada akhir tiap game selalu ganti service (pindah bola) dan pada tiap akhir games yang ganjil diadakan pertukaran tempat.
3.2 Jumlah set dalam satu pertandingan maksimal 5 atau untuk partai wanita maksimal 3.
3.3 {armainan harus berlangsung terus sejak service pertama sampai pertandingan berakhir, dengan ketentuan sesudah set ke-3 boleh istirahat maksimal 10 menit.
3.4 Service pertama pada permulaan set ke-2 atau ke-3 dilakukan sesuai dengan giliran sejak games ke-1 dan seterusnya sampai selesai, setiap kali terjadi game harus diadakan ganri service/pindah bola.
4. Nilai
4.1 Nilai permulaan dinyatakan dengan angka 0
Nilai ke-1 dinyatakan dengan angka 15
Nilai ke-2 dinyatakan dengan angka 30
Nilai ke-2 dinyatakan dengan angka 40
Nilai ke-4 berarti games
4.2 Pada kedudukan 40 – 40 atau forty all dianggap deuce, kemudian permainan diteruskan sampai selisih dua nilai. Dinyatakan advantage bila salah satu pemain mendapat satu nilai lagi setelah deuce.
4.3 Bila setelah deuce, server mendapat nilai disebut adserver/strike atau one in. Sedangkan bila receiver yang mendapat nilai disebut adreceiver atau one out.
4.4 Pemain kehilangan nilai :
a. Bila ia tidak dapat memukul kembali bola sebelum bola itu jatuh untuk yang kedua kalinya di lapangan.
b. Memukul bola, tetapi bola jatuh di lapangan sendiri atau mengenai permanent fixture.
c. Bola dipukul menyentuh raket lebih dari satu kali.
d. Tangan, badan, atau raket menyentuh net, tiang net, kabel, strap selama bola masih in play.
e. Men-volly bola yang belum melewati net.
f. Bola menyentuh badan sendiri.
g. Melemparkan raket ke bola.
5. Service Memperoleh Nilai
5.1 Bila bola yang tidak dinyatakan let menyentuh receiver termasuk benda yang dipakainya, sebelum bola jatuh di lapangan.
5.2 Jika receiver kehilangan nilai.
6. Receiver Memperoleh Nilai
6.1 Bila server dua kali berturut-turut membuat kesalahan.
6.2 Jika server kehilangan nilai.
7. Permainan Double
7.1 Ketentuan-ketentuan tersebut diatas berlaku pula untuk permainan double/ganda, hanya lapangan permainan double/ganda lebih besar 4 1∕2 feet pada sisi dibandingkan dengan permainan single.
7.2 Urutan pemain yang melakukan service maupun yang menerima service pada permulaan tiap set pada permainan double/ganda harus telah ditetapkan.
7.3 Service dinyatakan salah, bila bola menyentuh partner dari server. Tetapi bila bola menyentuh partner dari receiver sebelum jatuh di tanah/lapangan, maka server mendapat tambahan nilai.
7.4 Bola hanya boleh dipukul oleh salah seorang dari tiap pasangan. Dan jika kawannya menyentuh bola yang masih in play baik dengan raket maupun dengan anggota badannya, maka pihak lawan mendapat nilai.
PUKULAN-PUKULAN DALAM PERMAINAN TENIS

Dalam permainan tenis, agar dapat menyuguhkan satu bentuk permainan yang bermutu, kita harus menguasai tentang berbagai macam pukulan.
Khusus bagi para pemula, beberapa macam pukulan harus dikuasainya, di antaranya adalah :
1.      Serve
2.      Drive
3.      Volley
4.      Lob
5.      Smash
6.      Drop
7.      Slice Shot
8.      Chop Shot
1. Serve
Service adalah pelayanan, sajian pukulan pertama untuk memulai pertandingan. Pukulan ini merupakan satu-satunya pukulan yang menentukan, dimana pemain seluruhnya akan menerima bola, atau pemain akan kehilangan haknya dalam mengolah bola, jika service gagal. Oleh karena itu, service dikatakan pula sebagai modal bagi pemain, jika service berhasil, server tetap akan menguasai bola dan akan dapat nilai, tetapi bila servicenya gagal, server akan kehilangan haknya untuk menguasai bola, berarti server akan berpindah ke pihak lawan.
Ada tiga jenis utama dalam melakukan service :
1.1 Slice
1.2 American Twist
1.3 Flat Serve atau Cannon Ball
Ketiganya mempunyai dasar yang sama mengenai cara memegang raket, sikap dan penyampaian bola, namun mempunyai perbedaan dalam cara kepala raket menyentuh bola dan proses lanjutannya.

Dasar pukulan service
a. Sikap berdiri
Sikap berdiri yang baik untuk melakukan service, adalah kaki kiri dengan sudut 45º dengan base line, kaki kanan sejajar dengan garis tersebut. Kaki kiri berada 5 atau 7 1∕2 cm di belakang base line untuk mencegah terjadinya foot foult dan kaki kanan 25 – 45 cm di belakang kaki kiri. Berat badan diantara kedua kaki. Posisi raket harus dipegang di depan kearah net, pergelangan setinggi dada dan muka raket setinggi wajah/kepala. Tangan kiri memegang bola rileks.
b. Lambungan bola
Untuk melakukan service bola dilambungkan ke atas. Lambungan harus pada tempat yang sama dan ketinggian yang sama serta diiringi ayunan raket. Kebiasaan memegang tiga bola sekaligus dengan cara bola kedua dipegang dengan jari manis dan kelingking dengan telapak tangan, bola ketiga dengan telunjuk, jari tengah dan ibu jari.

c. Ayunan
Dari sikap siap, ayunan lengan kiri ke bawah  paha kiri sekaligus, hingga kepala raket dekat badan. Pada waktu raket melewati kaki kanan , pindahkan berat badan ke kaki kanan dan angkat tumit kaki kiri dan lutut sedikit ditekuk. Raket bergerak kebelakang atas membentuk lingkaran sampai  sampai kepala raket setinggi bahu dan siku membentuk 45º. Pada waktu bola melambung keatas, pergelangan dan siku diayunkan ke atas sehingga lurus di atas kepala membentuk garis lurus dengan raket. Bola di pukul dengan sedikit berjingkat. Alihkan kerat badan kedepan dan pakailah otot-otot bahu dan pungung untuk melakukan pukulan.
1.1 Slice
Cara melakukan :
-    Raket menyentuh bola pada sebelah kanan atas bola, dan bola dipukul dengan raket dari kanan ke kiri.
-    Raket dilecutkan dengan keras dari pergelangan.
-    Hasil pukulan bola melengkung ke kiri pada waktu bola melayang.
-    Dalam melakukan pukulan slice, raket sedikit diputar saat mengayun, sehingga bingkai raket turun secara diagonal dengan garis pinggir.

1.2 American Twist Service
Cara melakukan :
-    Pegangan raket sama dengan pukulan backhand
-    Lambungan bola sedikit ke belakang sisi kiri. Sehingga pukulan tepat di atas kepala.
-    Pada saat pukulan, bola harus mengena bagian belakang dengan sedikit slice  dari kiri ke kanan.

1.3 Flat atau Cannon Ball Service
Yang dimaksud flat atau cannon ball service adalah pukulan permulaan yang sangat keras. Perbedaan antara slice dan flat hanyalah pada saat pukulan, pergelangan pada gerak akhir diputar sedikit. Bola dipukul dengan bagian muka raket pada bagian atas bola, dan bila dilakukan dengan tepat akan menghasilkan sedikit spin (putaran) bola.

2. Drive
2.1 Forehand drive
Forehand drive adalah pukulan keras yang dilakukan dari sebelah kanan badan pemain. Ada tiga cara genggaman forehand drive :
1)      Eastern forehand.
Telapak tangan berada pada bagian belakang gagang.

2)   Continental Forehand
Telapak tangan berada sedikit diatas bawah gagang dan gagang diputar sekitar seperdelapan putaran.

3)   Western Forehand
Telapak tangan berada di bawah gagang. Letakkan raket tertelungkup, kemudian pungut dengan cara continental.

Ada lima macam gerak dasar forehand :
a. Cara berdiri.
Badan menghadap ke net sepenuhnya dengan kaki kangkang santai, berat badan ditengah kedua kaki.
b. Ayunan belakang
Sambil berdiri dengan berputar, mulai ayunan belakang dengan gerakan rata, lurus ke belakang dan horizontal dari tangan kanan kemudian pindahkan berat badab ke kaki belakang.
c. Ayunan depan
Kepala raket harus sedikit diatas pergelangan dan sedikit di bawah tinggi bola sesudah melambung, hingga ayunan depan akan sedikit bergerak baik ke atas ataupun ke bawah. Gerakan ini akan mengakibatkan terjadi top spin.
d. Saat pukulan
     Pada saat raket mengayun ke depan memjemput bola, kepala raket harus berada pada ketinggian bola dan rata serta datar pada saat bola membentur senar raket. Pegangan harus kuat. Pada saat perkenaan putaran sedikit dari tangan ke atas, bukan dari pergelangan , hal ini akan memberikan top spin pada bola.
e. Gerak lanjut
     Saat selesai melakukan pukulan, gerakan dilanjutkan dengan memindah berat badab ke depan atau ke arah bola. Keseimbangan di jaga dengan kaki kanan, lengan kiri dan dengan mengangkat tumit sedikit dari tanah.

2.2 Backhand drive
Backhand drive adalah pukulan dari sebelah kiri badan pemain (dari sebelah kanan bila kidal). Hampir semua pukulan backhand memakai pengangan eastern.
Ada lima macam gerak dasar backhand :
a. Sikap
Badan menghadap ke net sepenuhnya dengan kaki kangkang santai, berat badan ditengah kedua kaki.
b. Ayunan kebelakang
Raket diayun kebelakang kiri setinggi pinggul. Badan berputar jauh kekiri , seakan-akan punggung hampir setengah putaran dari net.
c. Ayunan ke muka
Lepaskan tangan kiri dari kepala raket, kemudian ayunkan lengan dan raket  ke arah net dengan gerak mendatar sejajar dengan bola yang datang atau sedikit di bawahnya.
d. Saat benturan
Bola yang datang harus kena tepat pada titik jarak 10 – 15 inci di muka pinggul kanan, dan pinggul tidak ditarik ke belakang.Saat perkenaan dengan bola ayunan harus cepat dan tepat dengan badan berputar ke bola, dengan cara memutarkan bahu seluruhnya ke kiri. Berat badan di kaki kanan, lutut kanan ditekuk dan kaki kiri sedikit diturunkan dan berputar ke dalam.
e. Gerak lanjut
Sesudah bola terpukul, raket dan badan harus terus mengikuti jalannya bola.

3. Volley
Volley adalah pukulan sebelum bola menyentuh lantai.
3.1 Forehand volley
Bola hanya didorong dan kepala raket sedikit ditarik ke belakang dengan siku sedikit ditekuk, kepala raket tidak boleh dibawah pergelangan, ayunan kebelakang tidak boleh melebihi bahu kanan dan pegangan raket kuat.

3.2 Backhand volley
Posisi bahu kanan mengarah ke net, kepala raket jangan lebih ke belakang dari bahu kiri. Siku kanan setinggi bahu, kepala raket harus tinggi pukulan kedepan agak sedikit ke bawah. Pergelangan harus kuat dan berat badan pindah ke kaki kanan.

4. Lob
Lob adalah pukulan melengkung ke atas dan bola jatuh di bagian belakang bidang permainan, dan bola melewati kepala lawan, jika dia bermain dekat net.
Ada dua macam lob :
a. Lob rendah (low lob)
Dilakukan bila lawan berada di dekat net dan bola dilambungkan tinggi, sehingga lawan tidak dapat menjangkau.
b. Lob tinggi (high lob)
Lob ini dilakukan untuk memperpanjang waktu agar bisa memperbaiki posisi.
4.1 Forehand lob
Gerakan sama dengan forehand hanya perkenaan bola ke atas depan. Pukulan dengan lunak dan gerakan lanjutan ke atas.

4.2 Backhand lob
Gerakan sama dengan backhand. Pada saat perkenaan anggkat sedikit bola, ayunan raket harus terus menuju arah bola  dan mata harus selalu mengikuti bola selama melakukan pukulan.
 
4.3 Lob volley
Lob volley dilakukan jika anda tergeser dari posisi dalam volley, dan lawan berada dekat net. Lob volley bisa dilakukan dengan forehand maupun backhand. Perbedaan hanya saat memukul bola tanpa menyentuh tanah terlebih dahulu.
5. Smash
Cara melakukan smash sama dengan service. Raihlah bola dalam titik tertinggi, bisa juga dengan sedikit lompatan.

6. Drop Shot dan Stop Volley
6.1 Drop shot
Drop shot adalah pukulan ground stroke yang dipukul secara forehand atau backhand di mana bola jatuh hanya sedikit saja melewati net.

 Cara melakukan dengan pegangan raket sedikit longgar dan gerak kedepannya adalah akibat dari gerak pergelangan tangan. Muka raket harus dibuka dengan sudut 45º atau lebih dari vertical. Raket digerakkan ke bawah dank e depan yang sama, dan gerak lanjut dalam pukulan ini tidak diperlukan. Persiapan untuk drop shot harus diawali seperti halnya forehand dtau backhand.